Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2017

Patah Hati Bahagia

Saya rindu. Saya rindu menulis. Saya rindu merangkai kata. Saya rindu berbagi cerita. Walau hanya cerita patah hati, cerita mengenang luka, maafkan cerita-cerita menyedihkan ini. Tetapi, apa hanya saya yang pernah mengagumi dari kejauhan meski telah dicampakkan berulang kali? Apa hanya saya yang pernah menaruh kepercayaan pada seseorang yang sedang bermain-main dengan hati ini? Yah saya harap hanya saya, semoga kalian tidak pernah, karena sakit itu akan sulit pergi, luka itu akan membekas, kenangan itu akan terukir dalam. Apa kalian tau rasanya hati yang tetap menyayangi meski telah di tolak berulang kali? Apa kalian tau rasanya percaya pada seseorang yang bahkan tak pernah serius dengan mu? Jangan pernah mau merasakan itu semua, baik baiklah dalam memilih. Jangan mau terjebak sesuatu yang disebut Cinta. Cinta mungkin bisa membuatmu sakit atau menorehkan luka, namun cinta akan memberimu kebahagiaan dengan caranya sendiri. Jangan mau terbodohi dengan ‘semua akan indah pada waktuny

Hitam Putih

-- #ceritasebelumnya 05 September 2015 Akhirnya hari ini tiba juga. Hari yang kita tunggu, hari yang kita nantikan, ku lihat semua orang sibuk menyiapkan segala keperluan, sebagian undangan pun telah hadir. Aku tegang, khawatir namun juga senang. Akhirnya masa depan menuntunku kesini, akhirnya aku bisa melihat senyum bahagiamu, Dyas ku. Ah apa masih pantas aku menyebutmu Dyas ku, sedangkan sebentar lagi kamu akan mengikrarkan janji suci bersama perempuan pilihanmu? Mungkin tidak pantas lagi, walau aku mengenalmu lebih dulu, walau aku lebih lama mencintai mu dari dia. Tapi aku sungguh turut bahagia, aku bahagia melihatmu bahagia. Ini bukan hanya sekedar kata-kata agar aku terlihat tegar, ini sungguh kata-kata yang tulus dari hati ku, aku sungguh bahagia melihat senyum bahagia bercampur tegang darimu. “Vis, gimana? Ganteng kan gue?” “haha, harus di jawab apa?” “ya jawab ganteng lah!” “hahahha” “hahahaa” “Vis” “Ya?” “Aku minta maaf” “belakangan kamu

Harapan

CafĂ© Jingga, 11 Juli 2011 “Hai”, sapamu “Ehm, hai”, balasku dengan sedikit bingung “Maaf, kamu pasti bingung ya kenapa aku tiba-tiba nyapa. Hm, aku ngerasa pernah lihat kamu, tapi lupa. Kita pernah ketemu sebelumnya?”, tanyamu “Ehm, maaf aku rasa kita belum pernah ketemu sebelumnya”, jawabku “oh maaf kalau gitu, hm tapi aku boleh duduk disini? Kamu sendirian kan? Aku juga sendirian” “oh iya duduk aja” Perkenalan singkat kita yang takkan terlupakan. Hingga saat ini, aku masih mengingat bagaimana kamu, aku, kita memulai semuanya dari hal kecil seperti itu, dari hal konyol, dengan modusmu yang mengatakan pernah bertemu denganku, hingga saat ini. Yah, aku rasa kita sudah berjalan terlalu jauh. Berjalan tanpa arah, tanpa tujuan, dan tanpa harapan. 15 Mei 2013 “Selamat ya, kamu udah lulus aja, hahaha” “Makasih ya, berkat bantuanmu juga, skripsiku bisa berjalan dengan lancar” “Berarti kamu senang kan kenal sama aku?” “maksudnya?”, tanya ku bingung “makasih sudah

Terima Kasih

Menurutku, bahagia itu sederhana. Kamu menyapaku dengan senyuman indahmu, kamu menyebut namaku, kamu menatapku, itu saja mampu membuatku terbang tinggi melupakan dunia yang keji ini. Kamu indah, terlalu indah untuk ku miliki. Kamu hebat, terlalu hebat untuk ku genggam. Kamu sempurna, terlalu sempurna untuk bersanding denganku. Aku takut dengan takdir, karena takdirku lebih sering menghancurkan harapanku. Karena takdirku tak ingin mewujudkan harapanku. Namun kini takdir membuatku tersenyum, tersenyum karena takdir membawamu kepadaku. Kamu yang begitu indah, kini dapat kumiliki. Kamu yang begitu hebat, kini ku pastikan tak akan kulepaskan dari genggamanku, kamu yang sempurna membuatku yakin untuk mau bersanding denganmu. Aku tak tau mengapa takdir menuntun jalan kita untuk bersama, aku tak tau mengapa takdir mau mengabulkan harapanku, tapi satu yang aku tau, bahwa aku harus bersyukur, kamu yang mustahil untukku dulu, kini menjadi satu kesempurnaan denganku. Banyak orang tak yaki

Sebesar Penyesalan

Satu tahun sudah kisah ini berjalan. Kisah antara kamu dan aku yang terpisah jarak tersatukan rindu. Bagaimana kamu disana? Apa benar kamu sehat-sehat saja? Apa benar kuliahmu lancar?Apa benar tidak ada orang lain dalam hubungan kita? Ada begitu banyak pertanyaan yang ingin ku sampaikan, ada begitu banyak kejadian yang ingin ku lewatkan bersamamu. Seperti ulang tahunku, ulang tahunmu, kemenanganku saat bertanding basket, kemenanganmu saat lomba tari, aku ingin raga kita bersama saat itu semua terjadi, momen yang berharga. Namun apa daya, kamu dan aku hanya bisa berjumpa via suara atau bertatap muka melalui layar ponsel. Aku meyakinkan diri, aku sangat sering berkata pada diri sendiri, saat-saat seperti ini saja aku sudah bahagia. Asal itu bersamamu, apapun yang ku lakukan, itu membahagiakan dan tidak akan kulepaskan. Sering ku yakinkan diri sendiri, sering ku kuatkan tekad ini untuk terus menunggu saat-saat kita akan bersatu sepenuhnya. Namun kau mematahkan keyakinan dan tekad

Kenyataan

Hari itu, Rabu 24 Februari 2016 , awal ku melihat mu. senyum manis mu memanjakan mataku hingga tak mampu berpaling. Aku tak berbohong, aku tak bercanda, ya, aku terpikat padamu sejak pandangan pertama. Namun tak dapat ku ungkapkan, cukup kusimpan dalam hati untuk sementara ini, karena ku yakin masih akan ada banyak pertemuan kita mendatang, biarkanlah aku mengenalmu lebih dalam dan ku harap kamu dapat memberikan senyum indahmu hanya untuk ku suatu saat nanti. Kamis 3 Maret 2016 . Yash! Benar kan kataku, akan ada banyak kesempatan kita untuk bertemu, untung aku sedang memakai gaun terbaik ku. hai apa kabar? Yah aku tidak berani bertanya langsung, sapaan itu hanya ku ucapkan dalam hati, karena nyatanya kau tak pernah berpaling padaku, kau tak pernah melihatku bahkan hanya untuk mengucapkan selamat pagi. Tidak apa-apa, aku yakin akan ada cara agar kamu dapat melihatku nanti. Aku tidak tau kejadian ini hari apa dan tanggal berapa, tapi ini sungguh berkesan! Kamu tau kenap

KSKTD

Kita tak semestinya berpijak Diantara ragu yang tak berbatas Seperti berdiri ditengah kehampaan Mencoba untuk membuat pertemuan cinta Ketika surya tenggelam bersama kisah yang tak terungkapkan Mungkin bukan waktunya berbagi pada nestapa Atau mungkin kita yang tidak kunjung siap Kita pernah mencoba berjuang Berjuang terlepas dari kehampaan ini Meski hanyalah dua cinta Yang tak tau entah akan di bawa kemana Kita adalah sisa-sisa keikhlasan yang tak diikhlaskan Bertiup tak berarah Berarah ke ketiadaan Akankah bisa bertemu Kelak didalam perjumpaan abadi Kita adalah Sisa-sisa Keikhlasan yang Tak Diikhlaskan - Payung Teduh

Resah Berdua

Rasa yang tak ku pahami. Rasa yang muncul secara tiba-tiba, karena terbiasa, terbiasa bersamamu, terbiasa mendengar candamu, terbiasa dengan senyum mu. Aku tak pernah menyangka, rasa ini akan jatuh padamu. Seolah aku di permainkan oleh rasa ini, rasa yang indah, rasa yang nyaman, rasa yang dapat menerbangkan mu hingga lupa akan dunia ini. Aku tak pernah menyangka itu kamu, kamu yang ku inginkan, yang tak terduga hadir dan memberi keindahan dalam keresahanku. Sungguh indah saat bersamamu, menjalani kisah yang tak sempurna. Ya, kisah kita tak sempurna, kamu tau, aku selalu ingin bersamamu namun selalu ada keresahan di matamu, seolah kau tak yakin akan kisah indah ini. Ada banyak kata yang tak sempat tergambarkan, begitu banyak pertanyaan, hingga ku tak tau kemana harus mencari jawaban. Aku tak tau bagaimana menghadapi rasa ini, aku tak tau akan bagaimana kisah kita selanjutnya, berakhir sebagai kenangan terindah atau berakhir sebagai kisah yang akan kita jalani sebagai masa depa

Aku dan Harapan (Kitah)

Kita . Kita adalah aku dan kamu. Aku yang terbuai segala angan indah tentangmu dan kamu adalah orang yang memberiku sejuta harapan namun kadang terasa jauh untuk ku gapai. Rasa . Aku memiliki perasaan lebih padamu dan aku yakin kau pun begitu padaku. Tidak, aku tidak seyakin itu. Aku tidak sepercaya diri itu untuk menyatakan bahwa  kau memiliki rasa padaku. Harapan . Ada yang bilang, bukan dia yang memberikan harapan, namun kamu yang terlalu berharap. Ya, mungkin kamu tidak memberiku harapan, namun aku mengartikannya  sebagai harapan yang indah dan membuatku semakin terbuai kedalam mu. Takdir.  Ini yang ada di tengah kita berdua. Perasaanku terjegal takdir. Ingin ku bertahan namun tak teryakinkan. Ingin ku lanjutkan namun tak kau balas. Kenyataan.  Inilah akhirnya. Bukan. Ku tak ingin kisah ini berakhir. Tak inginkah kau yakinkan ku 'tuk  bertahan?  Tak inginkah kau lanjutkan kisah-kisah kita?  Inikah akhirnya? Haruskah ku simpan segala cerita sebagai kekalah