Akhirnya hari ini tiba juga. Hari yang
kita tunggu, hari yang kita nantikan, ku lihat semua orang sibuk menyiapkan
segala keperluan, sebagian undangan pun telah hadir. Aku tegang, khawatir namun
juga senang. Akhirnya masa depan menuntunku kesini, akhirnya aku bisa melihat
senyum bahagiamu, Dyas ku.
Ah apa masih pantas aku menyebutmu Dyas
ku, sedangkan sebentar lagi kamu akan mengikrarkan janji suci bersama perempuan
pilihanmu? Mungkin tidak pantas lagi, walau aku mengenalmu lebih dulu, walau
aku lebih lama mencintai mu dari dia. Tapi aku sungguh turut bahagia, aku
bahagia melihatmu bahagia. Ini bukan hanya sekedar kata-kata agar aku terlihat
tegar, ini sungguh kata-kata yang tulus dari hati ku, aku sungguh bahagia
melihat senyum bahagia bercampur tegang darimu.
“Vis, gimana? Ganteng kan gue?”
“haha, harus di jawab apa?”
“ya jawab ganteng lah!”
“hahahha”
“hahahaa”
“Vis”
“Ya?”
“Aku minta maaf”
“belakangan kamu sering minta maaf,
kenapa?”
“kamu tau alasannya. Aku minta maaf”
“Dy, aku ikhlas, aku bahagia kok, kamu
udah menemukan wanita yang tepat dan aku yakin, Rinda bisa bikin kamu bahagia
selamanya”
“Makasih Vis, aku berdoa untuk kamu,
semoga kamu menemukan lelaki yang tepat dan bisa bikin kamu bahagia. Dan yang
pasti nggak kayak aku”
“Hahahaa, kamu tau? Aku selalu bangga bisa
kenal kamu, kamu baik, bijaksana, dan bisa menempatkan diri dimana kamu berada,
well dan ya mungkin sedikit ganteng, hahaha. Dan ini semua bukan salah kamu,
jadi kamu nggak perlu minta maaf terus, ya emang udah takdirnya aja kayak gini J”
“Aku sayang kamu Vis. Dan ah ya, siapapun
yang deket sama kamu, harus kenalin dulu ke aku! Aku gak mau kamu jatuh ke
orang yang salah! Oke?”
“hahahaa posesif! Bisa bisa Rinda salah
paham”
“hahahahahahaa”
Akhirnya, semua prosesi telah dijalankan,
sekarang tinggal mempersiapkan resepsi sore nanti. Tidak, aku tidak menangis,
aku hanya terharu, ya air mata ini air mata haru, bukan air mata kesedihan. Ya
aku yakin itu, tapi mengapa air mata ini semakin deras? Mengapa tak dapat ku
bendung? Mengapa dadaku terasa sakit? Ah air mata ini hanya merusak riasanku
saja! Harus segera ku hentikan!
1 jam sudah aku menangis. Pada akhirnya
aku kalah dengan perasaan ini. Aku terlalu mencintainya. Aku terlalu sakit
untuk mengatakan bahwa aku kuat, bahwa aku bahagia melihatnya bahagia. Mungkin
mulutku bisa mengatakannya, tapi hatiku tak dapat berbohong, aku sedih, aku
sakit. Tapi aku harus segera bangkit, tidak boleh terus terpuruk disini. Masih
ada acara resepsi yang harus ku hadiri kalau tidak, mereka akan khawatir
padaku.
Jam sudah menunjukan pukul 5 sore, tinggal
1 jam lagi acara akan dimulai. Ku lihat kembali cermin, memastikan bahwa riasan
ku sempurna, bahwa mata sembab ku tak terlihat, bahwa aku terlihat baik-baik
saja. Aku tersenyum pada diriku sendiri, aku harus tegar hingga acara ini
berakhir, aku harus terus tersenyum yah hanya selama kira-kira 5 jam. Kamu kuat
Visca! J
05 September 2015
22:45
Para tamu undangan mulai beranjak pulang,
hall mulai sepi, para keluarga pun mulai berpamitan, aku juga harus segera
pergi dari sini. Ku langkahkan kaki menuju pelaminan Dyas dan Rinda, ku kuatkan
hati, lebarkan senyum dan mantapkan langkahku.
“Dy, Rinda, aku pamit ya, udah malem nih,
maaf nggak bisa bantu-bantu malam ini, besok aku kerumah ya”
“gak asik banget sih Vis, biasanya
begadang juga lu”
“hush Dy, kasian Visca nya capek bantuin
dari pagi. Iya Vis, kamu pulang aja istirahat, makasih ya bantuannya”
“tuh dengerin kata Rinda! Sama sama
rind,yaudah aku pulang dulu ya, sekali lagi selamat buat kalian yaa J”
“Makasih Visca, hati hati ya”
“thanks Vis, hati hati, masih bisa pulang
sendiri?”
“bisa lah, udah ya, bye”
“byeeeee”
Aku kuat, aku kuat, aku bisa, jangan jatuh
dulu, please jangan nangis dulu sampe mobil, senyum senyum, akhirnya sampe
mobil. Kubuka pintu mobil dan …..
Dyas, aku sayang kamu, aku sakit, aku
sakit, maafin aku, aku bohong bilang bahagia saat kamu bahagia. Aku sayang
kamu. Maafin aku Rind, aku terlalu sayang Dyas, aku sayang Dyas.
#masihberlanjut
Komentar
Posting Komentar