Langsung ke konten utama

Hitam Putih

--
#ceritasebelumnya


05 September 2015

Akhirnya hari ini tiba juga. Hari yang kita tunggu, hari yang kita nantikan, ku lihat semua orang sibuk menyiapkan segala keperluan, sebagian undangan pun telah hadir. Aku tegang, khawatir namun juga senang. Akhirnya masa depan menuntunku kesini, akhirnya aku bisa melihat senyum bahagiamu, Dyas ku.




Ah apa masih pantas aku menyebutmu Dyas ku, sedangkan sebentar lagi kamu akan mengikrarkan janji suci bersama perempuan pilihanmu? Mungkin tidak pantas lagi, walau aku mengenalmu lebih dulu, walau aku lebih lama mencintai mu dari dia. Tapi aku sungguh turut bahagia, aku bahagia melihatmu bahagia. Ini bukan hanya sekedar kata-kata agar aku terlihat tegar, ini sungguh kata-kata yang tulus dari hati ku, aku sungguh bahagia melihat senyum bahagia bercampur tegang darimu.

“Vis, gimana? Ganteng kan gue?”
“haha, harus di jawab apa?”
“ya jawab ganteng lah!”
“hahahha”
“hahahaa”
“Vis”
“Ya?”
“Aku minta maaf”
“belakangan kamu sering minta maaf, kenapa?”
“kamu tau alasannya. Aku minta maaf”
“Dy, aku ikhlas, aku bahagia kok, kamu udah menemukan wanita yang tepat dan aku yakin, Rinda bisa bikin kamu bahagia selamanya”
“Makasih Vis, aku berdoa untuk kamu, semoga kamu menemukan lelaki yang tepat dan bisa bikin kamu bahagia. Dan yang pasti nggak kayak aku”
“Hahahaa, kamu tau? Aku selalu bangga bisa kenal kamu, kamu baik, bijaksana, dan bisa menempatkan diri dimana kamu berada, well dan ya mungkin sedikit ganteng, hahaha. Dan ini semua bukan salah kamu, jadi kamu nggak perlu minta maaf terus, ya emang udah takdirnya aja kayak gini J
“Aku sayang kamu Vis. Dan ah ya, siapapun yang deket sama kamu, harus kenalin dulu ke aku! Aku gak mau kamu jatuh ke orang yang salah! Oke?”
“hahahaa posesif! Bisa bisa Rinda salah paham”
“hahahahahahaa”



Akhirnya, semua prosesi telah dijalankan, sekarang tinggal mempersiapkan resepsi sore nanti. Tidak, aku tidak menangis, aku hanya terharu, ya air mata ini air mata haru, bukan air mata kesedihan. Ya aku yakin itu, tapi mengapa air mata ini semakin deras? Mengapa tak dapat ku bendung? Mengapa dadaku terasa sakit? Ah air mata ini hanya merusak riasanku saja! Harus segera ku hentikan!

1 jam sudah aku menangis. Pada akhirnya aku kalah dengan perasaan ini. Aku terlalu mencintainya. Aku terlalu sakit untuk mengatakan bahwa aku kuat, bahwa aku bahagia melihatnya bahagia. Mungkin mulutku bisa mengatakannya, tapi hatiku tak dapat berbohong, aku sedih, aku sakit. Tapi aku harus segera bangkit, tidak boleh terus terpuruk disini. Masih ada acara resepsi yang harus ku hadiri kalau tidak, mereka akan khawatir padaku.

Jam sudah menunjukan pukul 5 sore, tinggal 1 jam lagi acara akan dimulai. Ku lihat kembali cermin, memastikan bahwa riasan ku sempurna, bahwa mata sembab ku tak terlihat, bahwa aku terlihat baik-baik saja. Aku tersenyum pada diriku sendiri, aku harus tegar hingga acara ini berakhir, aku harus terus tersenyum yah hanya selama kira-kira 5 jam. Kamu kuat Visca! J


05 September 2015
22:45
Para tamu undangan mulai beranjak pulang, hall mulai sepi, para keluarga pun mulai berpamitan, aku juga harus segera pergi dari sini. Ku langkahkan kaki menuju pelaminan Dyas dan Rinda, ku kuatkan hati, lebarkan senyum dan mantapkan langkahku.

“Dy, Rinda, aku pamit ya, udah malem nih, maaf nggak bisa bantu-bantu malam ini, besok aku kerumah ya”
“gak asik banget sih Vis, biasanya begadang juga lu”
“hush Dy, kasian Visca nya capek bantuin dari pagi. Iya Vis, kamu pulang aja istirahat, makasih ya bantuannya”
“tuh dengerin kata Rinda! Sama sama rind,yaudah aku pulang dulu ya, sekali lagi selamat buat kalian yaa J
“Makasih Visca, hati hati ya”
“thanks Vis, hati hati, masih bisa pulang sendiri?”
“bisa lah, udah ya, bye”
“byeeeee”

Aku kuat, aku kuat, aku bisa, jangan jatuh dulu, please jangan nangis dulu sampe mobil, senyum senyum, akhirnya sampe mobil. Kubuka pintu mobil dan …..

Dyas, aku sayang kamu, aku sakit, aku sakit, maafin aku, aku bohong bilang bahagia saat kamu bahagia. Aku sayang kamu. Maafin aku Rind, aku terlalu sayang Dyas, aku sayang Dyas.

#masihberlanjut

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Resah Berdua

Rasa yang tak ku pahami. Rasa yang muncul secara tiba-tiba, karena terbiasa, terbiasa bersamamu, terbiasa mendengar candamu, terbiasa dengan senyum mu. Aku tak pernah menyangka, rasa ini akan jatuh padamu. Seolah aku di permainkan oleh rasa ini, rasa yang indah, rasa yang nyaman, rasa yang dapat menerbangkan mu hingga lupa akan dunia ini. Aku tak pernah menyangka itu kamu, kamu yang ku inginkan, yang tak terduga hadir dan memberi keindahan dalam keresahanku. Sungguh indah saat bersamamu, menjalani kisah yang tak sempurna. Ya, kisah kita tak sempurna, kamu tau, aku selalu ingin bersamamu namun selalu ada keresahan di matamu, seolah kau tak yakin akan kisah indah ini. Ada banyak kata yang tak sempat tergambarkan, begitu banyak pertanyaan, hingga ku tak tau kemana harus mencari jawaban. Aku tak tau bagaimana menghadapi rasa ini, aku tak tau akan bagaimana kisah kita selanjutnya, berakhir sebagai kenangan terindah atau berakhir sebagai kisah yang akan kita jalani sebagai masa depa

Patah Hati Bahagia

Saya rindu. Saya rindu menulis. Saya rindu merangkai kata. Saya rindu berbagi cerita. Walau hanya cerita patah hati, cerita mengenang luka, maafkan cerita-cerita menyedihkan ini. Tetapi, apa hanya saya yang pernah mengagumi dari kejauhan meski telah dicampakkan berulang kali? Apa hanya saya yang pernah menaruh kepercayaan pada seseorang yang sedang bermain-main dengan hati ini? Yah saya harap hanya saya, semoga kalian tidak pernah, karena sakit itu akan sulit pergi, luka itu akan membekas, kenangan itu akan terukir dalam. Apa kalian tau rasanya hati yang tetap menyayangi meski telah di tolak berulang kali? Apa kalian tau rasanya percaya pada seseorang yang bahkan tak pernah serius dengan mu? Jangan pernah mau merasakan itu semua, baik baiklah dalam memilih. Jangan mau terjebak sesuatu yang disebut Cinta. Cinta mungkin bisa membuatmu sakit atau menorehkan luka, namun cinta akan memberimu kebahagiaan dengan caranya sendiri. Jangan mau terbodohi dengan ‘semua akan indah pada waktuny

Bukan Kita !

Aku coba menebak rasa ini, aku coba menerka-nerka, aku coba mencari, namun ku tetap tak dapat menafsirkannya. ada yang bilang, ini cinta, ada juga yang bilang ini hanya hasrat pelampiasan, ah entahlah, yang pasti, ku tau, ku ingin terus memandangimu.. kamu dan aku pernah berada dalam situasi yang sama, pernah sama-sama di kecewakan, sama-sama di ajak terbang tinggi, lalu di jatuhkan. kini kita bertemu, apa yang kau rasakan? atau sebenarnya kamu yang menggunakanku untuk pelampiasanmu? ah entahlah, yang ku tau, bayangmu semakin mendekat.. tidak ! aku tau ini salah, tidak seharusnya aku seperti ini. perlahan ku coba menjauhkan bayangmu, menghapus anganku, menghindari senyummu.. ah sudahlah, biarkan seperti ini dulu, aku tak mau menebak-nebak lagi, akan ku biarkan rasa ini mencair seiring waktu, biarkan waktu yang memberi jawaban untukku.. dan mungkin untukmu juga.. yang pasti, tak ingin lagi ku memandangimu diam-diam.. karena, aku tau, kamu dan aku tak akan menjadi kita, bukan, b