Langsung ke konten utama

Postingan

AKU

Mungkin bagi mereka aku berlebihan, aku aneh, aku lemah. Tapi bagi sebagian orang ini bukanlah hal yang berlebihan, ini tidak dapat dianggap sepele, perlu tindakan penanganan secepatnya. Namun sayangnya mereka yang berpikiran seperti ini bukanlah orang-orang yang berada disekitarku, bukan yang berada dekat denganku, bukan orang-orang yang telah kupercaya selama kuhidup. Mereka sahabatku, namun mereka tidak benar-benar mengerti aku, mereka tidak dapat merasakan perasaan ini, ketika aku sudah berusaha namun tak pernah dianggap, ketika aku menyuarakan perasaanku hanya dianggap aneh dan berlebihan. Mungkin aku pun bukan manusia yang baik bagi mereka, aku tidak berguna, aku tidak pantas mendapatkan perlakuan yang baik, karena itulah mereka menganggapku berlebihan dan merasa sudah cukup baik untukku. Aku selalu berusaha semampuku dalam hal apapun, aku selalu berusaha tidak merepotkan siapapun, aku selalu berusaha yang terbaik, namun ketika aku melakukan kesalahan kecil, seolah itu ad
Postingan terbaru

Firasat

Belakangan aku sering bermimpi buruk, sesuatu yang aneh dan terus berulang.  Memiliki firasat-firasat aneh yang tidak berdasar. Takut, ketakutan itu kemudian datang, aku takut akan terjadi sesuatu yang buruk padaku. Aku selalu cemas, khawatir dan tidak bisa menjalani hidup seperti biasanya. Hidup didasari rasa takut dan cemas membuatku tidak bersemangat dan waspada terhadap apapun. Entah bagaimana, segala mimpi dan firasat itu telah berhasil masuk dalam diriku dan mensugesti diriku bahwa hal buruk itu akan benar-benar terjadi padaku. Tapi tidak. Bukan aku. Ya , itu tidak terjadi padaku, bukan padaku. Tetapi pada seseorang . Yah, manusia yang ku kenal selalu menebarkan canda, membawa suka, bahkan di hari itu pun dia masih bisa tersenyum. Tentu aku turut bersedih, namun aku juga malu, bagaimana bisa aku ketakutan sendiri, enggan untuk menjalani hidup karena mimpi dan firasat-firasat itu? Bagaimana aku bisa begitu egois hanya mengkhawatirkan diriku sendiri tanpa melihat kesusahan

Fajar dan Senja

31 Mei 2018 Ini pertama kalinya dalam 24 tahun umurku, aku memutuskan naik gunung sebagai upaya melepas penat dari segala kegiatan ibu kota. Yah, hidupku selalu membosankan, sekolah, kuliah, kerja, aku rasa aku sudah terlalu lama berada di zona nyaman, aku mulai lelah, bosan, dan disinilah aku, di jalan pendakian menuju puncak Rinjani. Aku bersama beberapa teman semasa SMA, David, Rava, Feli dan Sarah, reuni dengan cara antimainstream yaitu mendaki gunung Rinjani. Sejujurnya aku takut, aku selalu berada di zona aman dan nyaman ku, tak pernah keluar, tak pernah berdekatan dengan alam, selalu menelusuri jalanan datar Ibu kota bahkan mata yang tak pernah menatap alam. "Laila jangan ngelamun", Feli mengingatkanku "Ah maaf maaf" "bentar lagi sampai pos 1 kok", hibur Sarah "oke" Sampai pos 1, kami istirahat sebentar sambil menikmati perbekalan kami. Setengah jam cukup untuk beristirahat. Kami segera melanjutkan perjalanan

Selalu Riang

Hai, namaku Yovela August Aku anak terakhir dari keluarga ku yang terlihat bahagia. Aku punya papa yang hebat, mama yang baik,  kak Aneta dan  Kak Helsa yang cantik. Kami adalah keluarga yang terlihat bahagia, papa yang selalu di segani siapapun, mama yang selalu baik pada siapapun, dan kedua kakak ku yang punya banyak teman. Jangan tanya seberapa hebat aku, karena aku hanyalah kekurangan bagi keluarga ini. Aku tak hebat, aku bahkan tak tahu apa kelebihan ku, apa yang bisa di banggakan dariku. Aku banyak kekurangan, aku sering melakukan kesalahan, tapi kalian harus tahu, bahwa aku sangat menyayangi keluarga ku ini. Walau aku tak tahu apa mereka juga menyayangiku. Keluarga kami terlihat bahagia. Orang-orang pasti berpikir bahwa hidupku sungguh indah. Yah, seharusnya aku juga berpikir seperti itu, namun kenyataannya aku sering merasa hampa. Ada saat dimana aku merasa sendiri, di saat aku sangat membutuhkan mereka, mereka tak pernah ada, mereka hilang, aku marah, namun

Dariku

Aku suka kamu Aku suka senyum mu, aku suka cara mu bicara, aku suka kamu yang disiplin, tegas dan terlihat sempurna. Aku mau kamu, aku ingin kamu, kamu yang sempurna. Ingin ku ungkapkan, namun ku tak mampu, ingin ku ceritakan pada siapa pun bahwa aku mencintaimu, namun aku tak bisa. Ingin ku teriakan bahwa aku menginginkan mu, namun aku tak punya cukup nyali. Harus sampai kapan aku memendam cinta ini, menyembunyikan kagum ini? haruskah ku nyatakan semuanya? Apa kamu tahu bahwa aku telah menantimu sangat lama, bahwa aku telah mencintaimu dengan setia? Bahkan aku mencintaimu lebih dalam dari istrimu, aku mengenalmu lebih dulu, aku mengetahuimu lebih baik, namun mengapa kau pilih dia? Aku tahu rasa ini salah, aku tahu cintamu takkan untukku. Kau mempunyai pilihan sendiri dan aku terpuruk dengan pilihanku untuk tetap mencintaimu. Aku tahu kau bahkan tak pernah tahu bahwa aku mencintaimu, bahwa kagum ku begitu dalam padamu. Tolong jangan salahkan aku atas perasaan ini, rasa

Patah Hati Bahagia

Saya rindu. Saya rindu menulis. Saya rindu merangkai kata. Saya rindu berbagi cerita. Walau hanya cerita patah hati, cerita mengenang luka, maafkan cerita-cerita menyedihkan ini. Tetapi, apa hanya saya yang pernah mengagumi dari kejauhan meski telah dicampakkan berulang kali? Apa hanya saya yang pernah menaruh kepercayaan pada seseorang yang sedang bermain-main dengan hati ini? Yah saya harap hanya saya, semoga kalian tidak pernah, karena sakit itu akan sulit pergi, luka itu akan membekas, kenangan itu akan terukir dalam. Apa kalian tau rasanya hati yang tetap menyayangi meski telah di tolak berulang kali? Apa kalian tau rasanya percaya pada seseorang yang bahkan tak pernah serius dengan mu? Jangan pernah mau merasakan itu semua, baik baiklah dalam memilih. Jangan mau terjebak sesuatu yang disebut Cinta. Cinta mungkin bisa membuatmu sakit atau menorehkan luka, namun cinta akan memberimu kebahagiaan dengan caranya sendiri. Jangan mau terbodohi dengan ‘semua akan indah pada waktuny

Hitam Putih

-- #ceritasebelumnya 05 September 2015 Akhirnya hari ini tiba juga. Hari yang kita tunggu, hari yang kita nantikan, ku lihat semua orang sibuk menyiapkan segala keperluan, sebagian undangan pun telah hadir. Aku tegang, khawatir namun juga senang. Akhirnya masa depan menuntunku kesini, akhirnya aku bisa melihat senyum bahagiamu, Dyas ku. Ah apa masih pantas aku menyebutmu Dyas ku, sedangkan sebentar lagi kamu akan mengikrarkan janji suci bersama perempuan pilihanmu? Mungkin tidak pantas lagi, walau aku mengenalmu lebih dulu, walau aku lebih lama mencintai mu dari dia. Tapi aku sungguh turut bahagia, aku bahagia melihatmu bahagia. Ini bukan hanya sekedar kata-kata agar aku terlihat tegar, ini sungguh kata-kata yang tulus dari hati ku, aku sungguh bahagia melihat senyum bahagia bercampur tegang darimu. “Vis, gimana? Ganteng kan gue?” “haha, harus di jawab apa?” “ya jawab ganteng lah!” “hahahha” “hahahaa” “Vis” “Ya?” “Aku minta maaf” “belakangan kamu